Langsung ke konten utama

GenZ dan Pemilu 2024

Karya : Muhammad A'lal Hikam

Saat  ini, kita di kejutkan dengan istilah baru GenZ (Generasi Z) yang tentu berbeda dengan generasi sebelumnya yakni Generasi Y (milenial). Keberadaan Generasi Z sangat berpengaruh pada pemilu 2024 terutama pergeseran perfensi pilihan dalam pemilu 2024. 

Generasi Z atau yang disingkat dengan GenZ adalah Generasi yang lahir setelah GenY (millenial) di mulai dari usia 8-23 tahun. Juga acap kali GenZ di sebut dengan iGeneration yang di ambil dari produk teknologi terkemuka di dunia yaitu apple. Penamaan tersebut sesuai dengan kebiasaan GenZ yang tidak bisa lepas dari teknologi dan internet dalam kesehariannya.

Pada pemilu 2024, GenZ mempunyai peran yang sangat signifikan, karena mereka akan ikut berpartisipasi di dalamnya. Bahkan, GenZ menduduki jumlah terbanyak dalam struktur umur warga Indonesia.

Hasil sensus 2020 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk Indonesia saat ini sekitar 207,2 juta jiwa, dengan uraian struktur umur; Post GenZ (kurang 8 tahun) 10,88%, dilanjut dengan GenZ (8-23) 27,94%, lalu GenY milenial (24-39) 25,87%, disusul GenX (40-55) 21,88%, yang terakhir Baby Boomer (55-74) 11,56%, Pra Boomer (75-...) 1,87%. 

Data Proyeksi Penduduk Indonesia  2015-2045 (supas2015) menunjukkan, pada 2024 jumlah penduduk usia 17 tahun keatas sekitar 205,3 juta jiwa, dimana 23,1% nya (49,5 juta) adalah GenZ. 

Ciri-ciri dari GenZ indonesia tidak jauh berbeda dengan GenZ di luar sana. Yaitu mempunyai kebiasaan yang mahir dalam teknologi, multitasking (kecenderungan melakukan banyak hal secara bersamaan), mandiri, toleran, suka berkomunikasi secara maya serta ambisi yang tinggi. Dari kelebihan yang dimilikinya, GenZ bisa di golongkan generasi yang di harapkan bisa mengubah Indonesia lebih  baik kedepannya. 

Namun dari sisi lain GenZ mempunyai kesulitan dalam menjawab tantangan yang diajukan oleh negeri ini. Ada beberapa faktor yang memicu sulitnya menjawab tantangan tersebut yang di antarantanya: 

Pertama, Generasi Z merasa tidak perlu belajar karena sudah menemukan banyak informasi hanya dengan internet.

Kedua, Generasi Z lebih melek teknologi dari pada guru dan berujung mengabaikan guru.

Ketiga, Generasi Z mudah bosan dengan metode ‘ceramah’ dari guru dan lebih tertarik dengan proses pengajaran praktek lapangan.

GenZ dalam segi pengetahuan yang hanya bertitik tolak dari medsos dan enggan mencari pengetahuan diluar itu akan sulit membedakan mana itu realita dan mana itu citra. Inilah yang dimaksudkan oleh Herbert Marcuse sebagai One Demensional Man (manusia satu dimensi).
Maka tidak heran GenZ sulit untuk menata masa depannya dengan baik. Karena pengetahuan yang ada di medsos tidak mempunyai titik fokus dan semu. Mereka lupa bahwa teknologi yang awalnya dibuat untuk membantu manusia menjankan kehidupan, kini menjadi senjata mematikan bagi manusia itu sendiri.

Pertanyaannya sekarang apakah bisa GenZ menjadi pemilih aktiv di pemilu 2024 ini ? Di langsir dari Kompas.com. Hak pemilih aktiv yaitu hak memilih bagi setiap warga Indonesia yang memenuhi syarat undang-undang tentang pemilihan umum. Adapun syarat-syaratnya ada empat yaitu:
- Warga Indonesia
- Warga yang genap berumur tuju belas tahun
- Terdaftar sebagai pemilih di Daftar Pemilih     Tetap (DPT)
- Tidak terganggu jiwa atau ingatannya

Dari data tersebut Pemilu 2024 adalah suatu momen yang tepat untuk melibatkan GenZ sebagai pemilih (aktif). Disamping dominansi GenZ, juga, GenZ adalah generasi yang akan menentukan perkembangan Indonesia kedepannya. Keadaan ini sesuai dengan apa disampaikan oleh Immanuel levinaz bahwa kaum pelajar menjadi penjawab dari permasalahan yang ada.

Jika pengetahuan GenZ yang hanya bertitik tolak pada sosial media ini tidak diperbaiki, GenZ akan dimanfaatkan suaranya oleh para kontestan pemilu 2024 yang akan menggunakan berbagaimacam cara untuk memenangkan pemilu yang akan mendatang.

Edmund Husserl, salah satu Filsuf Jerman menyatakan bahwa, setiap individu manusia itu mempunyai kesadaran yang terfokuskan pada objek-objek tertentu (intensionalitas). Dan oleh sebab itu, manusia akan lupa pada kesdarannya jikalau kesadaran itu tergantikan oleh produk-produk yang mereka ciptakan sendiri. Lupa-akan-keberadaannya, itu ujar murid Husserl, Martin Heidegger.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ukm Kala Universitas Nurul Jadid mengadakan pameran seni rupa bertajuk "Membumikan Seni Di Bumi Nurul Jadid"

 Penulis : Muhammad A'lal Hikam Potret beberapa karya seni rupa Ukm Kala Terik matahari tidak menghalangi teman-teman Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kala untuk mengadakan kegiatan pameran seni rupa di gazebo kampus. "Acara ini merupakan lanjutan dari Dies natalies Kala yang bertepatan pada tanggal 01 Januari 2024." Ujar kepala suku Kala Ali Afifi Bertepatan pada jam 10:15 hari Senin Tanggal 08 2024, mereka mulai menata beberapa karya seni rupa dan akhirnya selesai pada jam 12:00. Dengan alat seadanya mereka menikmati dan sangat senang mengadakan acra ini. Berlanjut, acara ini akan ditutup dengan penampilan teater dengan tema "membumikan seni di Universitas Nurul Jadid" yang akan dilaksanakan pada hari kamis mendatang. "acara ini sebenarnya bertujuan untuk menunjukkan bahwa Ukm Kala ini masih tetap eksis dan melestariskan kesenian di bumi Nurul Jadid." timbal pria kelahiran Sumenep tersebut. Beberapa pengunjung yang menikmati pameran seni rupa Ukm Kala M

Kampung Durian Wisata yang Wajib dikunjungi Bagi Pecinta Durian

Penulis : Muhammad A'lal Hikam  Potret wisata kampung durian kala sore hari  Setelah saya menghadiri acara wisuda salah satu teman di Universitas Negeri Jember (UNEJ) terlintas keinginan mampir ke sebuah tempat menarik bernama Kampung Durian. Salah satu tempat wajib dikunjungi oleh pencinta durian seperti saya.  Tidak seperti kampung durian yang ada dalam film kartun Upin dan Ipin. Tidak terlalu banyak pohon durian, namun mata kita bisa dimanjakan dengan jejeran durian-durian yang ditata rapi hampir disetiap depan rumah penduduk sekitar kampung.  Banyak hal yang saya lalui untuk sampai kesana. Pasalnya kota jember ketepan hujan deras dan saya juga beberapa kali salah jalan. Sekitar 1 jam dari Unej saya sudah bisa sampai disana.  Sungguh lelah karena diguyur hujan terbayarkan setelah saya melewati gerbang kampung tersebut. Durian sebesar kepala manusia, bahkan ada yang lebih besar lagi bergelantungan dipinggir jalan, ada juga yang sampai menyentuh tanah. Teman saya bergumam "ke

Hermeneutika Dan Tafsir Al-Quran

Karya : Muhammad A'lal Hikam Belakangan ini, dunia tafsir dikejutkan dengan penafsiran baru (Hermeneutika). Tak luput dan tak lain hal ini berakar dari paham yang berasumsi, segala sesuatu bisa dijangkau menggunakan akal (Liberalisme). “manusia adalah satu-satunya standart bagi segala sesuatu” ujar Protagoras. Kata Hermeneutika secara etimologi diambil dari kata Yunani “Hermenium” yang berarti penjelasan, penafsiran atau penerjemahan. Jika dilihat secara historical, Hermeneutika diambil dari nama dewa metologi Yunani kuno bernama Hermes. Tugas darinya ialah, menerjemahkan pesan-pesan dari gunung Olympus ke dalam bahasa manusia. Istilah Hermeneutika dipergunakan oleh Teolog Yahudi dan Kristen. Pada saat itu, mereka terombang ambing dengan keoutentikan Bible. Apakah Bible kalam Tuhan atau bukan? Keraguan ini di latar belakangi daripenuan teks bible kuno yang berbeda gaya dan kosa katanya. Sehingga para pakar bible menyepakati, butuh Hermeneutika untuk memahami teks-tek